Anak yang kedua, duduk di bangku pendidikan menengah pertama. Memiliki hobi yang luar biasa. Setidaknya, itulah persepsi diri sebagai orangtua. Disebut luar biasa, karena dalam kesehariannya, kerap melakukan kreasi dengan kertas atau mainan bekas lainnya, untuk sekedar membuat kebutuhan mainnya sendiri.
Tidak banyak. Hanya satu atau dua buah. Selepas itu, dia kemudian menyimpannya benda-benda karya pribadi itu, di satu tempat, yang tidak jauh dari kehidupannya sendiri.
Di Kasur. tempat tidur.
Melihat kenyataan dan perilakunya itu, sang ibunda-nya, kadang kala dibuatnya agak cemberut. Maklum, sebagai orangtua, bila melihat kelakuan anak itu, tersulut emosi melihat keadaan kamar tidur anak-anak yang seringkali banyak tidak rapihnya, dibandingkan dengan rapihnya. Melihat kejadian serupa itulah, maka dia kerap kali, merasa perlu untuk mengingatkan sang anak, terhadap kelakuannya tersebut.
Sang anak sendiri. Mendengar, dan melihat komentar ibunya, yang cukup dengan 'anggukan kepala' sesekali saja. Artinya, saat diomongin mengiyakan, namun saat ibundanya berlalu, peringatannya itu kerap kali, berlalu begitu saja.
Kejadian ini, tidak sekali. Setidaknya, itulah dalam ingatan penulis sebagai ayahnya. Sudah cukup berulang kali, dan seringkali tampak dalam kesehariannya. Ruang kamar pribadinya, menjadi ruang haknya, dan ada dalam keadaan yang kurang rapi dalam pandangan kita.
Mengapa hal itu terjadi ?
Suatu saat ditanyakan kepada mereka. Salah satu jawaban yang muncul, "iya, nanti dirapihkan.." atau, jika hendak dirapihkan sama kita, mereka menjawabnya, "biar nanti aja, itu barang aku, takut hilang...." sebuah pembelaan dan penolakan untuk orang lain memasuki ruang-pribadinya tersebut.
Dalam konteks ini, kita bisa melihat ada beberapa point pemikiran yang mungkin jadi, tidak disadari oleh kita, dan anak-anak kita. Khususnya dari konteks psikologi-keruangan, yang sejatinya perlu ditunjukkan oleh siapapun.
Gejala yang tampak dalam perilaku itu adalah bahwa setiap orang (atau setidaknya anak itu), sudah memiliki rasa memiliki terhadap ruang (senses of place). temasuk diantaranya memiiliki ruang kamar tidurnya. Sikap dan modal ini, sejatinya merupakan sesuatu yang sangat penting. Namun, bila rasa memiliki tidak ditunjukkan dengan perilaku-memiliki, maka menyebabkan ruang-hidupnya tidak berfungsi secara maksimal.
Lemahnya tindakan ruang yang menunjukka sikap peka dan peduli pada ruang-hidupya, merupakan salah satu bentuk dari geopatologis yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita.
0 comments:
Posting Komentar