Sebelumnya, kita pernah mengulas dan menawarkan konsep geopatologi. Istilah itu, pada dasarnya lebih merupakan eksperimen pemikiran saja. Tetapi, mohon maaf, ternyata jejak digital itu memang menakjubkan. Termasuk dalam kasus ini. Saat, bermaksud untuk menggairahkan diri mendalami konsep geopatologi, ternyata sudah berkembang pesat di wilayah lain terkait dengan Geografi Psikoanalisis (Psychoanalytic Geographies).
Adalah Lucas Pohl (2023:307-312) memberikan keterangan padat dan lugas mengenai pengaruh metode atau kerangka pikir psikoanalisis terhadap geografi. Secara sederhana, dapt kita pahami bahwa tujuan dari Geografi Psikoanalisis ini yakni menggali informasi atau memetakan perilaku manusia yang tampak tidak terstruktur dalam merespon lingkungannya.
Dari pandangan psikoanalisis, ada energi alam bawah sadar yang menggerakkan perilaku, sikap atau tindakan manusia. Pandangan itu adalah melihat manusia secara individual dan lepas dari eksistensi dirinya di ruang bumi. Bayangkan, mirip alam bawah sadar itu melayang di ruang hampa. Sudah tentu, realitas itu adalah tidak masuk akal, dan tidak empiris. Karena sejatinya, manusia dengan segala atributnya ada dan berada dalam ruang tiga dimensi.
Pernahkah kita melihat, bagaimana seseorang ekspresif di WC atau kamar sendiri ? tetapi kemudian menahan tangis jika ada di ruang publik ? pernahkah melihat, ada orang yang merasa malu membuka baju di ruang publik, tetapi tidak canggung kalau dilakukan di kamar pribadi dan juga di kamar mandi ?
Kasus yang disampaikan terakhir itu, menunjukkan ada realitas psikologis yang ada kaitannya dengan persepsi dirinya mengenai ruang. Dibagian lain, saya pernah memberikan tulisan terkait dengan geografi ruang tidur. Artinya, seseorang akan memanfaatkan ragam tempat sebagai tempat tidur, pada saat dia sudah memiliki persepsi khas terkait dengan ruang yang ditinggalinya.
Merujuk pada pengalaman itulah, maka semakin jelas bahwa Geografi Psikoanalisis (Psychoanalytic Geographies), memiliki pijakan yang kuat dan kokoh untuk terus bisa dikembangkan. Terlebih lagi, bila kemudian kita mengaitkannya dengan landasan perkembangan dari geografi perilaku, yang sudah berkembang sebelumnya. Dengan demikian, perkembangan mutakhir kajian Geografi, ternyata memiliki karakter yang dinamis dan terus berkembang, seiring dengan keberania kalangan Geografi untuk memberikan kontribusi dalam memecahkan masalah-masalah kemanusiaan.
0 comments:
Posting Komentar