Berita besar. Menghebohkan. Trend tak terkalahkan, akhirnya putus. Harapan mendominasi perjalanan menuju puncak, mulai tergoyahkan. Kian panas, serta kian terbuka. Perang antar kandidat menjadi membesar. Tidak ada dominasi, siapapun bisa, dan kapanpun bisa berubah. Itulah kenyataan, yang ada dalam klasemen persepakbolaan kasta tertinggi di Inggris.
Informasi ini, setidaknya, selepas Arsenal mampu menyetop dan mengandaskan Liverpool dengan skor yang tidak tanggung. 3-1. Mengapa hal itu bisa terjadi ?
Pertama, dalam setiap perburuan, sebelum peluit terakhir, semuanya akan tetap memiliki gairah yang sama, dan kuat. Bahkan kian menggebu. Satu pihak ingin menyelamatkan diri dari kekalahan, dan sisi lain ingin mencapai puncak kejayaan. Karena itu, tidak ada kata berhenti dalam proses permainan dan perjuangan. Semuanya harus tertap berproses dan berjalan. Saat kita istirahat pun, orang lain, masih ada yang berproses untuk meraih setitik jarak ketertinggalan.
Kedua, kekalahan bisa terjadi saat, ponggawa pertahanan melakuan blunder. Blunder hukum, blunder strategi atau blunder tindakan. Demikian pula dalam pilpres. Jika ada anggota tim pemenangan atau apapun namanya, ada yang melakukan blunder, apalagi jika kapten timnya yang melakukan blunder, maka hukumannya sangat jelas. Kekalahan !
Mungkin tidak langsung kalah. Tetapi, tanda-tanda kekalahan adalah kewalahan dalam menjaga pertahanan, atau kesulitan untuk melakukan kebangkitan dan penyerangan. Itulah yang dialami Liverpool pada babap pertama, dan juga kedua. Sehingga, tampak, yang terjadi adalah blunder demi blunder, yang dihukum dengan sangat jelas dan tegas.
Kalah !
Ketiga, unik memang. Dalam sebuah permainan itu. Trend kemenangan atau keunggulan, bukanlah garansi untuk menjadi kemenangan. Karena permainan yang dilakukan hari ini, adalah berbeda dengan sebelumnya. Lawan hari ini, memiliki semangat yang berbeda dengan sebelumnya. Karena itu, potensi menang dan kalah, adalah hal biasa.
Keempat, spirit kompetitor akan senantiasa lebih kuat dalam menumbangkan lawan, dibanding dengan penguasa klasemen. Setidaknya, motif untuk bangkit, menang, atau melakukan penaklukan menjadi 'hukum pertama' untuk memperbaiki peringkat. Itulah yang dialami dan dirasakan oleh Arsenal saat melakukan perlawanan terhadap liverpool yang dianggap kandidat-penting meraih kemenangan.
Dengan perubahan peta kompetisi ini, maka perburuan menjadi pemenang dalam putaran klasemen ini menjadi terbuka, dan sangat terbuka lagi. Bahkan, menjadikan kompetisi semakin menggairahkan, dan menarik untuk disaksikan bersama.
Dalam pilpres, hal ini, bukan sesuatu hal yang mustahil. Seseorang yang telah berkuasa, dan berjaya dalam beberapa survey, akan mengalami trend buruk bila mengalami masalah dan kesalahan sebagaimana yang terjadi pada liverpool dalam pertandingan dimaksud !
0 comments:
Posting Komentar