Just another free Blogger theme

Sabtu, 19 Oktober 2024


Pernahkah kita melihat ada seorang ibu-ibu yang menanam padi di sawah ? atau sekelompok keluarga bertani, dan bekerja tiap hari ? atau ada kegiatan lain yang dilakukan manusia untuk mencari sekedar sesuap nasi, guna memenuhi kebutuhan hidupnya ? Ya, itulah, realitas kehidupan kita yang ada di sekitar kita. Lantas, apa makna dari semua itu ?

Dibanding makhluk lainnya, di planet bumi, bisa jadi, manusia adalah makhluk yang paling kompleks. Pada dirinya, ada sejumlah identitas, ciri, dan juga hasrat. Kompleksitas itulah yang kemudian, menuntun dan mengarahkan pada adanya keragaman identitas manusia. Salah satu diantara sebutan itu, adalah manusia disebut sebagai hewan-ekonomik (homo economicus).

Manusia adalah hewan yang senantiasa berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sejak bangun tidur, beraktivitas dan tidur lagi, aktivitas manusia sarat dengan ragam kebutuhan ril dalam kehidupannya. Ketika bangun tidur, seseoarang akan membutuhkan sarapan, minuman, perlengkapan mandi, kemudian dalam aktivitasnya banyak kebutuhan hidup lainnya. Sampai menjelang dan saat tidur pun, manusia memiliki hasrat dan kebutuhan, setidaknya, butuh tempat tinggal, tempat tidur nyaman, bantal, selimut dan lain sebagainya.

Manakala kebutuhan hidup itu, tidak penuhi atau belum terpenuhi, manusia akan melakukan aktivitas lainnya, dengan maksud dan tujuan untuk bisa mendapatkan kebutuhannya. Bila belum bisa membeli selimut yang indah, atau ruang makan yang nyaman, atau kendaraan yang representative, maka dia akan bekerja sekuat tenaga untuk mendapatkan modal atau uang untuk bisa membeli barang dimaksud.  Aktivitas serupa itu, terjadi pada setiap orang, dan akan terus berkembang pada setiap orang, di setiap perjalanan hidupnya.

Kejadian atau gejala serupa itu, terjadi bukan hari ini saja, melainkan sudah tumbuh kembang sejak dulu kala. Kita semua paham, bahwa di fase Masyarakat tradisional (primitive society) pun, sudah ada ikhtiar-ikhtiar manusia masa itu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Misalnya, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Masyarakat tradisional melakukan tradisi memburu dan meramu (food hunting and gathering). Kegiatan memburu, dan meramu sumberdaya pangan yang ada di alam, dan kemudian dijadikan alat pemuas kebutuhan hidup manusia, disebutnya kegiatan ekonomi.

Selanjutnya, kita pinjam pandangan (Soedijono Reksoprajitno, 1993:1) yang mengatakan bahwa masalah ekonomi itu muncul, oleh dua hal pokok, yakni, jumlah dan macam kebutuhan manusia yang sangat beragam di satu sisi, sementara di sisi lain, alat pemuas kebutuhan manusia yang tersedia itu, relative sangatlah terbatas dibandingkan dengan kebutuhan manusia dimaksud. Kita bisa memahami, bahwa jumlah ketersediaan itu, dapatlah disebut relative-terbatas dibanding kebutuhan manusia. Kita maklum, orang bisa saja mengatakan bahwa sumberdaya lingkungan yang bisa dijadikan alat pemuas kebutuhan manusia itu sangatlah melimpah. Tetapi, keberlimpahan itu, dapat disebut relative terbatas.

Merujuk pada ilustrasi itu, maka dapat disederhanakan, bahwa yang dimaksud dengan ilmu ekonomi itu, adalah kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Penjelasan seperti ini, dapat disebutnya sebagai penjelasan sederhana, terkait makna ekonomi dalam konteks keilmuan.

Categories: ,


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Posting Komentar