Just another free Blogger theme

Sabtu, 19 Oktober 2024


Bila kalian memiliki kebutuhan untuk belajar di sekolah, misalnya butuh tas sekolah atau sepatu sekolah, kemudian menyampaikannya kepada orangtuamua, apakah kebutuhan belajarmu itu langsung bisa dipenuhi ? Tentunya, tidak selalu, bisa dipenuhi saat itu. Ketidakpernuhiannya kebutuhanmu itu, bisa disebabkan oleh beberapa latar belakang, atau kondisi masing-masing.

Pertama, ada orangtua yang memberikan jawaban penangguhan. “Nak, ibu belum bisa memenuhi kebutuhanmu, minta waktu dulu, supaya ibu bisa memenuhinya..” ungkapnya. Hal itu, dia ungkapkan, karena adanya keterbatasan rezeki yang dimilikinya.  Kemudian, dihari-hari  berikutnya, dia berusaha melakukan sejumlah aktivitas, baik kerja sambilan atau kerja formal, untuk mendapatkan upah, sehingga mendapatkan rezeki yang bisa digunakan untuk membeli barang  kebutuhan anaknya.

Kedua, ada orangtua yang mengatakan, “Nak, barang itu harus dicari dulu, kita harus beli ke pasar…”. Tanggapan ini, bisa jadi, adalah pilihan dari orangtua yang sudah memiliki rezeki, namun barang yang dibutuhkan sang anak, tidak ada di genggamannya. Karena itu, dia harus pergi ke pasar, atau tempat yang menjual barang yang diinginkan,

Ketiga, ada orangtua yang sudah ada di pasar dan berdiri dihadapan penjual, kemudian dia mengatakan, “Nak, barang itu, terlalu mahal, kita hanya memiliki dana terbatas, bisakah diganti dengan jenis atau model barang yang lain..?” Tanpa harus menunggu jawaban sang Anak, sikap orangtua itu menunjukkan bahwa dirinya memiliki modal ekonomi, namun tidak cukup untuk mencapai kebutuhannya.

Keempat, ada juga orangtua yang mengatakannya, “Nak, silakan pilih barangnya yang mana, kau pilih sendiri, yang paling cocok dengan kebutuhanmu..”. Jelas sudah, pernyataan dan sikap orangtua itu, berbeda dengan kondisi perekonomi dari kelas-kelas ekonomi orangtua-orangtua sebelumnya.

Terakhir, ada juga yang orangtua yang mengatakan, “Nak, barang yang kamu butuhkan, ternyata habis, dan tidak ada stok lagi. Bagaimana ?” Pernyataan itu disampaikan dihadapan anaknya, saat dia berada di pasar yang diduga menjual sepatu dan tas sekolah yang diinginkannya. Kondisi ekonomi keluarga ini, tentunya berbeda dengan yang sebelumnya. Orangtua dari anak ini, sudah ada peluang untuk bisa mendapatkan benda pemuasnya (sepatu dan tas sekolah untuk anaknya), namun, jumlah barang yang  terbatas, dan sudah ada yang membeli sebelum dirinya datang, maka kemudian menyebabkan dirinya tidak bisa mendapatkan barang yang dibutuhkannya tersebut.

Mendasarkan pada paparan itu, kita dapat informasi yang jelas dan tegas bahwa tidak semua manusia mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan seketika. Oleh karena itu, manusia akan melakukan tindakan penangguhan atau pengalihan. Sikap serupa itu, disebutnya tindakan ekonomi. Tindakan ekonomi yang kita maksudkan ini, yakni menunjukkan sikap rasional. Sikap rasional yang kita maksudkan itu, yakni manusia akan berusaha untuk menentukan pilihan sesuai dengan kemampuan dirinya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Rasionalitas tindakan ekonomi itu, manusia cenderung menunjukkan sikap untuk memilih pengorbanan atau resiko yang paling kecil, namun menghadirkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi pemenuhan kebutuhan hidupnya. Bila ada pilihan lain, yang nilai kemanfaatannya lebih besar, dan pengorbanannya minimal, maka dia akan menentukan pilihan itu dibandingkan dengan peluang yang lainnya (Soedijono Reksoprajitno 1993).

Namun perlu digarisbawahi bahwa, rasionalitas serupa ini, kita sebutnya sebagai rasionalitas ekonomi yang alamiah atau natural economic rationality. Lah, yang lainnya, emangnya seperti apa ?

Pustaka : 

SoeSoedijono Reksoprajitno. 1993. Pengantar Ekonomi Mikro : Perilaku Harga Pasar Dan Konsumen. Jakarta: Gunadarma.

 
Categories: ,


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Posting Komentar