Just another free Blogger theme

Jumat, 15 Maret 2024

"di surga, setiap keinginan manusia akan dapat dengan mudah terwujud. Jangankan yang diminta, sesuatu yang tersirat dalam hati pun, akan dapat terwujud dengan seketika.." itulah, ucapan ustad di mushala pinggiran rumah. Disampaikan subuh ini.



Saya tidak bermaksud untuk menelaah rujukannya. Namun, ingin menyampaikan pikiran dan rasionalisasinya.

Pertama, jika memang penjelasan itu dianggap benar, maka soalan mendasarnya itu adalah, akankah seseorang yang sudah di surga masih memiliki keinginan terhadap sesuatu ? bila seseorang memiliki keinginan tentang sesuatu, hal itu menunjukkan bahwa dirinya ada dalam keadaan posisi sedang faqir (kekurangan). Dengan kata lain, apakah seseorang yang sudah ada di surga, berada dalam posisi faqir ? 

Sebagai sebuah penjelasan awam kepada orang awam, mungkin mudah dipahami. Penjelasan pertama itu, memberikan motivasi untuk seseorang bergiat diri dalam melaksanakan amal ibadah. Tetapi, bagi seorang muslim yang memiliki tingkat spiritualitas yang lebih, akan mengajukan pertanyaan kritisnya.  mengapa ada orang yang sudah disurga, masih merasakan ada kekurangan ?

Kedua, seseorang yang merasa ada kekuranga, kemudian masih menginginkan sesuatu yang lebih, hal itu menunjukkan bahwa ada hasrat yang potensial persaingan. Persaingannya bisa  berjenjang. Mereka menginginkan sesuatu yang 'khas', karena melihat orang (pesaingan antar orang), menginginkan sesuatu yang indah sesuai harapannya (bersaing dengan hasrat atau nafsu), menginginkan sesuatu dengan dicitakan (bersaing dengan imajinasi atau khayalan). 

Bila hal-hal tersebut masih ada, dan terbersit dalam jiwa seseorang, maka jelas sudah bagi kita saat ini, bahwa manusia dalam persepsi ustadz tersebut, menunjukkan adanya kekurangan (kefaqiran), dan hasrat atau emosi masih terbersit dalam jiwanya. Orang surga tadi, masih ada hasrat, keinginan, atau menambah sesuatu hal yang 'belum dimilikinya'. Hal itu menunjukkan ada sisi ketidaksempurnaan manusia surga tersebut.

Kalau merujuk, salah satu informasi kitab suci, "Dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Rabb Kami benar-benar Maha Pengampum lagi Maha Mensyukuri. Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya, didalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu". (QS Faathir/35: 34-35).  

Hal itu mengisyaratkan, bahwa manusia surga itu, tidak memiliki kekurangan, ketakutan dan kekhawatiran. Seluruh kebutuhannya, sudah tersedia, sebagai buah kebaikan yang pernah dilakukannya. Oleh karena itu, tidak ada kekurangan dan kebutuhan, karena seluruh kebutuhannya sudah tersedia adanya.

Dengan kata lain, bisa jadi, di surga, adalah healing hakiki dan fase kesenangan yang abadi !

Categories: ,


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Posting Komentar