Masih jarang, orang mencoba melakukan analisis feminis terhadap kegiatan atau kelakuan umat Islam di masa ramadhan. Entahlah, apakah karena fenomena ini kurang menarik, atau kita masih abai terhadap fenomena sosial yang terkait denagn gejala sosial ini. Padahal, fenomena sosial ini cukup memberikan inspirasi untuk memahami kelakuan sosial masyarakat, khususnya dalam perspektif Geografi Agama.
Ya, sekali lagi, kita akan mencoba melakukan pengamatan terhadap kelakuan masyarakat Islam di sekitar kita (eh... di sekitar penulis maksudnya). Pisau amatan kita, yaitu menggunakan sudut pandang kefeminisan dalam kajian Geografi Agama.
Ada dua situasi yang kontras, antara Pasar Ramadhan dan Ngabuburit. Kedua fenomena sosial ini, menunjukkan perbedaan yang nyata, kontras, antara satu dengan lainnya. Dalam konteks ini, setidaknya kita mencatat ada lima perbedaan pokok antara Pasar Ramadhan dan Ngabuburit di masa Ramadhan.
Pertama, kalau di Pasar Ramadhan, dominannya adalah kaum perempuan. Sementara, dalam Ngabuburit, jika tidak pasangan, atau keluarga, akan diisi oleh kelompok komunitas. Ada komunitas laki-laki, ada pula yang komunitas perempuan. Dengan kata lain, dominasi laki dan perempuan, tidak tampak kentara.
Kedua, Fenomena Ngabuburit memiliki sifat rekreatif, walaupun kadang ada kulinernya. Sedangkan, suasana Pasar Ramadhan lebih ke kuliner, nuansa rekreatifnya sangat minim. Hal itu, dapat kita saksikan, saat kita berkunjung ke pasar-pasar dadakan di bulan suci Ramadhan.
Ketiga, fenomena Ngabuburit dan Pasar Ramadhan, sama-sama memanfaatkan fasilitas publik. Alun-alun, ruas jalan, ruang terbuka kampus atau perkantoran. Sejumlah ruang publik yang ada di sekitar kita, kerap kali dimanfaatkan untuk kepentingan pelaksanaan dan kegiatan Ngabuburit dan Pasar Ramadhan.
Keempat, Pasar Ramadhan mungkin bersifat sementara atau tentatif, tetapi ruang publik Ngabuburit biasanya sebuah destinasi yang sudah ada, atau diviralkan. Pada akhirnya, ruang Ngabuburit itu menjadi salah satu destinasi wisata yang menjadi salah satu incaran dari masyarakat.
Terakhir, tampak ada perbedaan nyata dari sisi motivasi. Ngabuburit memiliki motivasi untuk wisata, sedangkan Pasar Ramadhan adalah motivasi ekonomi. Namun demikian irisan keduanya sangat erat. Destinasi wisata melahirkan rangsangan pertumbuhan ekonomi, dan kegiatan ekonomi pun menjadi bagian penting dari wisata kreatif masyarakat modern
0 comments:
Posting Komentar