Mohon maaf. Di sini, akan memanfaatkan teori kebutuhan dari psikologi, khususnya Maslow. Abraham Maslow (1908-1970) adalah teoretikus yang banyak memberi inspirasi dalam teori kepribadian. Ia juga seorang psikolog yang berasal dari Amerika dan menjadi seorang pelopor aliran psikologi humanistik. Ia terkenal dengan teorinya tentang hierarki kebutuhan manusia.
Teori ini, kadang disebut teori psikologi mengenai kebutuhan dasar manusia, atau teori dasar tentang motivasi. Anak-anak generasi kemarin, sudah tentu biasa menyebutnya sebagai teori kebutuhan dasar (basic needs) manusia.
Lantas, bagaimana dan apa hubungannya dengan gangguan setan kepada manusia, khususnya di bulan suci Ramadhan ini ?
Pertama, kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan fisiologis (biologis), seperti makan, minum, tidur , pakaian dan kebutuhan biologis. Terkait hal ini, setan melakukan ujian dan penggodaan berbasis kebutuhan dasar. Misalnya, dengan memberikan asupan pemikiran rasa dan emosi untuk lapar, dan haus. Godaan inilah, yang menguat dan sangat besar dirasakan oleh anak-anak pemula di bulan Ramadhan.
Hari-hari pertama menjalani puasa, sangat terasa. Lapar, haus, atau dahaga. Tidak jarang, yang kemudian di tengah perjalanan puasanya, memutuskan untuk buka puasa, bocor atau tidak kuat menahan godaan.
Kedua, jika sudah mampu menanggulangi masalah dasar ini, kemudian setan akan mengambil jalan kedua yang lebih halus. Mulailah dihembuskan gagasan atau keraguan yang bisa mengganggu rasa aman. Setan masuk dengan menganggu kesadaran mengenai rasa aman, terhadap kelancaran usaha, kesehatan, karir atau aktivitas. Ramadhan dianggapnya sebagai salah satu kegiatan yang mungkin mengganggu kelancaran usaha, aktivitas atau kegiatan harian.
Dalam konteks ini, tidak mengherankan bila kemudian, banyak orang yang mengeluarkan dalil, karena harus kerja maka kemudian mulai tidak puasa. Karena untuk memenuhi keubutuhan keluarga, mulai tidak puasa. Karena demi karir mulai tidak berpuasa. Semua itu, adalah produk dari keberhasilan setan dalam menghemuskan kekhawatiran terhadap rasa aman dalam hidup dan kehidupannya.
Ketiga, kebutuhan dasar manusia adalah menghindari kesendirian atau kesepian. Setiap orang akan berusaha untuk mencari dan menemukan rasa kebersamaan, baik di keluarga, di teman sekolah atau teman sekantor
Disaat, setan tidak mampu menganggu rasa aman seseorang, kemudian naik dengan memanfaatkan kebutuhan-kebersamaan untuk menggugurkan pahala atau amalan puasa. Karena atas nama kekeluargaan, mereka buka bersama, yang kemudian mengabaikan shalat maghrib atau tarawih. karena melaksanakan buka bersama, mereka lupa tadarusan atau tarawih. Karena ingin ngabuburit, mereka lupa menjaga akhlak ramadhan.
Keempat, jika setan gagal menggoda orang dengan isu-kebersamaan, toleransi-liberal, atau moderasi-sekular, kemudian masuk ke wilayah yang lebih lunak lagi. Setan mengganggu kebutuhan dasar penghargaan manusia.
Setan tahu, bahwa manusia butuh penghargaan, butuh status, butuh reputasi, atau butuh apresiasi dari orang lain. Dengan pengetahuan inilah, maka strategi pengangguannya, dihembuskan pada semangat-seseorang untuk infaq shadaqah dengan maksud sebagai katalis dalam mempromosikan dirinya sebagai seorang yang dermawan. Di musim puasa inilah, kemudian dia sampaikan kebaikan dan kedermawannnya, baik di masjid terdekat maupun mesjid terjauh.
Sekali lagi, bila sampai ini pun, setan mengalami kegagalan, maka godannya dinaikkan lagi pada level tertinggi dalam teori Maslow, yaitu mengganggu eksistensi dan proses aktualiasi diri kemanusiaannya. Setan hadir dengan mengajak kepada pelaku Ramadhan untuk, senantiasa beribadah dengan maksud untuk menjadi pribadi yang bertaqwa.
Tidak mengherankan, bila kemudian, di bulan seperti ini, seorang hafiz muncul dengan bacaan panjang dan indahnya. Motivasi halusnya, yang berbahaya, adalah jika terbersit ingin mendapat pengakuan sebagai hafidz hafidzah.
Seorang imam, muncul dengan kemampuan hafalannya dan ilmunya. Motivasi halusnya yang berbahaya, ingin terlihat sebagai iman yang layak diteladani karena hafalan dan keluasan ilmunya.
Subhannallah. Bila sudah sampai di sini, pantas Rasulullah Muhammad Saw mengingat kita semua, bahwa banyak yang bepuasa, namun tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya, kecuali lapar dan dahaga belaka. Peringatan itu, bisa jadi karena kita terjebak dalam godaaan setan yang sangat halus nan lembut ini.
Gangguan amalan hati muncul pada level kebutuhan puncak manusia, yaitu penghambaan diri kepada Allah Swt. Di sinilah, puasa melatih seseorang untuk fokus ibadah dengan landasan iman dan ikhlas ibadah kepada Allah. Puasa bukan untuk pahala, atau menghidari dosa, atau meminta balasan, melainkan mendapatkan rahmat dan kasih sayang Allah Swt.
0 comments:
Posting Komentar