Just another free Blogger theme

Sabtu, 02 Maret 2024

Emosi. Setiap orang memiliki potensi dan nilai dasar emosi. Justru, bisa jadi, dapat dikatakan, salah satu kekhasan manusia sebagai makhluk Tuhan, adalah karena ada emosi. Sementara, makhluk yang lain, seperti hewan dan tumbuhan, tidak memiliki emosi. 


Tumbuhan tidak memiliki emosi. Tetapi, tumbuhan memiliki kepekaan terhadap lingkungan. Sensibilitas tumbuhan itu, kemudian dikenalinya sebagai iritabilitas, atau reaksi biologis tumbuhan terhadap perubahan lingkungan, baik berupa sentuhan sentuhan, cahaya, gravitasi atau perubahan suhu (panas atau dingin). Misalnya, jamur-jamur seperti jamur kapang mampu merespons kelembaban lingkungan dengan mengatur pertumbuhan dan reproduksinya. Bakteri termofilik bergerak menuju atau menjauh dari sumber panas berdasarkan perubahan suhu di sekitarnya (thermotaksis).

Berbeda dari tumbuhan, hewan sebagai makhluk yang memiliki otak, menurut Marc Bekoff (2000) dalam jurnalnya yang diterbitkan oleh  Academic OUP menyatakan bahwa hewan juga memiliki rentang emosi yang tak berbeda jauh dari manusia. Mereka dapat merasakan takut, bahagia, malu, cemburu, marah, kasih sayang, dan masih banyak lagi. Tentu ini juga disebabkan karena struktur otak hewan yang mengirimkan sinyal berisikan perasaan jika mereka berada pada situasi tertentu.

Tidak mengherankan, bila kemudian, melihat kucing yang manja dihadapan majikannya, atau anjing yang taat dan nurut ke majikannya, atau hewan yang marah-marah saat dipermainkan oleh manusia. Semua itu menunjukkan adanya emosi pada makhluk yang bernama hewan.

Lantas, apa bedanya, manusia dengan hewan ? salah satu diantara, keunikan manusia itu adalah kesadaran.  Dengan kesadaran, manusia bukan hanya bisa marah, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosi. Di sinilah, yang perlu mendapat pendalaman lebih lanjut.

Marah dan kemarahan, pada dasarnya dapat dipilah menjadi dua ruang. Kemarahan yang faktual, dan terjadi di lokasi kejadian perkara. Misalnya, marah di dalam kelas, karena ada siswa yang nakal, marah kepada anak karena membuat kamar berantakan,  marah ke pegawai karena pekerjaannya tidak tuntas.  Kemarahan-kemarahan tersebut, disebutnya kemarahan in-situ, yakni kemarahan yang terjadi di tempat kejadian perkara (TKP).

Ada jenis kedua, yang disebut kemarahan yang  tertunda, dan dilakukan bukan di tempat kejadian perkara. Walaupun kesal dengan siswa yang nakal, namun sang guru memanggilnya ke ruang guru, kemudian dinasehatinya di ruang guru, bukan langsung di dalam kelas. Walaupun arah kepada anak yang membuat kotor, namun Ayahnya itu menyuruhnya untuk membereskannya dulu, kemudian menasehatinya di tempat lain. Langkah yang kedua ini, disebutnya kemarahan ex-situ, yakni kemarahan di luar TKP.

Memang muncul pertanyaan, bukankah marah itu selalu bersifat in-situ ? kalau sudah ex-situ, bukan marah lagi, namun lebih bersifat kekesalan yang kemudian dituangkan dalam bentuk pembinaan, atau nasihat. Oleh karena itu, tidak ada kemarahan yang dilakukan ex-situ, kemarahan itu bersifat in-situ, yang terjadi secara spontan, langsung dan ekspresive di TKP.

Dalam konteks inilah, yang disebut pembedanya hewan dan manusia. Hewan bisa marah, manusia pun bisa marah, tetapi dengan kesadaran yang dimilikinya, maka manusia memiliki piihan untuk menempuh jalur baru, yang disebut ex situ. Bagaimana dampak buruk atau positifnya, model kemarahan in situ dan ex situ ? tentunya, kemarahan langsung di TKP memiliki faktualitas dan aktualitas yang tinggi.  Tetapi ketersinggungan emosi seseorang, dan juga keterpancingannya pun, sangat tinggi sehingga potensial meningkatkan tensi-emosi setiap orang. Pada ujungny argumentasi tidak rasional, melainkan emosional. Berbeda dengan kemarahan yang ex-situ, emosi mulai stabil dan nalar akan berjalan lebih baik lagi.

Itulah yang disebutnya dengan kepekaan manusia tehadpa ruang, dalam kaitannya dengan pengelolaan emosi. Pengelolaan emosi berbasis ruang, menunjukkan bentuk dari kesadaran manusia terhadap ruang.



Categories: ,


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Posting Komentar