Just another free Blogger theme

Jumat, 01 Maret 2024

Pernahkah, mendengar, atau melihat, ada seorang pejabat membawa sekertaris cantiknya jalan-jalan, makan  bersama, hilir mudik ke tempat belanjaan, atau malah bisa menginap di hotel berduaan ? Jika pernah, maka, gejala itulah yang disebut dengan stayvacation, ungkapan yang biasa digunakan, yaitu staycation.


Istilah staycation artinya liburan atau bersantai ria. Kata ini berasal dari stay at home vacation atau stay in vacation. Dalam rangka memulihkan stamina, atau produktivitas, atau menghilangkan kepenatan, maka seseorang kemudian mengambil program staycation.

Pada dasarnya, makna kata ini, netral atau normal. Siapapun boleh dan bisa melakukan staycation. Keluarga baru, keluarga muda, keluarga jadul, atau keluarga tua pun, bisa dan memiliki peluang yang sama untuk melakukan staycation. staycation tidak mesti di hotel, pun tidak mesti jauh, atau tidak mesti mahal. Menginap atau liburan di rumah tetangga atau di rumah lain milik keluarga dekat pun, dapat diartikan staycation.

Tetapi, lagi-lagi manusia. Dengan kreasi atau instingnya sendiri, sesuai dengan motif dan kegairahannya sendiri, kerap kali melakukan peyorisasi konsep. Sebuah konsep yang tadinya luas, dan mulia, kemudian malah terdegradasi menjadi sesuatu yang kecil, sempit dan malah bermakna negatif bagi sekelompok pihak. termasuk dalam hal ini, konsep staycation. Maka kemudian, muncul pengertian staycation itu sebagai liburan di hotel.

Mengapa di tahun 2023, di salah satu perusahaan, ada pemberitaan yang membuat heboh jagat netizen. Kasusnya, adalah ada pengakuan seorang karyawan yang diajak staycation oleh Bosnya, jelang perpanjangn kontrak kerja. Tidak ada pemberitaan lanjutan, apakah kejadian itu, berlaku disetiap tahun, atau berlaku pada setiap orang, atau hanya berlaku pada karyawan tertentu saja.

Hal yang menarik dalam hal ini, yaitu ada indikasi pelacuran ruang. Pelacuran ruang yang kita maksudkan, yaitu mencampurkan satu urusan dengan urusan lain secara tidak sah untuk pewujudan kepentingan pribadinya yang sesaat. Misalnya, urusan karir sifatnya adalah profesional dan formal, tetapi kemudian dikaitkan dengan persyaratan yang personal dan pribadi, yaknni dengan kebutuhan pemenuhan seksual. Seorang anak pejabat negara, mengatur dan mengendalikan karyawan dikantor Bapak/Ibunya. Seorang istri pejabat ikut campur mengatur karyawan suaminya. Seorang suami ikut campur mengatur karyawan di kantor istrinya. Kasus dan kelakuan seperti ini, kita sebutnya pencampur-adukkan fungsi ruang secara paksa, antara dua hal yang tidak berkaitan langsung, dan itulah yang disebut pelacuran.

Setiap orang, akan memiliki persepsinya yang khusus terkait dengan ruanghidupnya. Misalnya, tempat kerja, tempat usaha, dan rumah pribadi. Setiap ruang itu memiliki makna dan fungsinya sendiri. Bila ada seorang pejabat, mengartikan seorang sekertaris di ruang kerjanya, sebagai 'wanita bebas' yang bisa diajak staycation, padahal sekertaris itu memiliki suami dan keluarga, maka sang BOS itu sudah melakukan pelacuran ruang untuk kepentingan pribadinya sendiri...! 

Pelacuran ruang bisa melahirkan masalah yang kompleks. Misalnya seorang dosen, dapat memberikan nilai baik kepada mahasiswa yang canik, dan menjatuhkan nilai buruk kepada mahasiswa yang menolak hasratnya. Sikap itu, sudah tentu tidak profesional. Begitu pula sebaliknya, seorang mahasiswa dapat melakukan gratifikasi seks, kepada dosennya untuk dimudahkan sidang, atau mendapatkan nilai yang  baik.  Gejala yang terakhir itu, masuk dalam kategori pelacuran ruang, yakni memaksa memasukkan kelakuan tertentu, dalam ruang yang lain. 



Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Posting Komentar