Wajib berpuasa. Kutiba alaikum Shiam. Janganlah diartikan sebagai
beban dari Tuhan kepada kita. Tetapi, itulah cara Allah Swt memberikan
cara, tanjakan, atau tips bagi hambanya, untuk bisa bertemu dengan-Nya, dan menempati
Surganya.
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa, (Qs. Al-Baqarah : 183).
Dua pekan terakhir, di pertengahan tahun 2013, diri ini memiliki jabatan baru, Tukang ojeg. Atau “ternak”. Menurut sahabatku yang lain, profesi ini masih relatif ringan. Karena ada sahabat kita yang lainnya, malah lebih fokus lagi, yaitu ojeg “ternak teri”. Ya, itulah profesi baru di awal bulan di tengah tahun ini. Naik motor (ojeg) anter anak (ternak). Sementara orang lain, anter anak dan anter istri (ternak teri) untuk sekolah dan ke tempat kerja.
Profesi baru, ternak ke sekolah. Mengapa mereka harus dianter ? supaya bisa
sekolah. Mengapa harus sekolah ? bukti cinta orangtua pada anaknya. Orang tua yang
bertanggungjawab, dan cinta kepada anaknya sendiri, akan merasa perlu dan
mewajibkan sang akan untuk sekolah.
“Anakku wajib sekolah, biar mereka bisa mandiri dan bisa hidup sukses di masa depan ?” ujar sang ayah dihadapan orang-orang yang bertanya mengenai kesibukannya hari itu.
“ya,” seorang ayah kerap kali ‘sedikit
memaksa’ anak untuk sekolah atau belajar. Bagi anak, mungkin merasa terpaksa atau berat. Tetapi, bagi orang
tua, itu adalah tanggungjawabnya. Bagi anak mungkin merasa kesal, mengapa
dirinya wajib sekolah ? sementara bagi orangtua, hal itu dilakukan demi
kepentingan sang anak itu sendiri.
Tantangan hidup tidaklah sederhana. Untuk bisa hidup mandiri tidak bisa polos. Untuk bisa hidup bahagia, tidak bisa dengan cara asal-asalan. Hanya mereka yang memiliki bekal dan kemampuan mumpunilah, yang mampu eksis dan bisa menikmati kebahagiaan di masa depan. Karena pemahaman itulah, dan merasa menjadi tanggungjawabnya, diselimuti dengan kasih sayangnya yang tinggi dalam dirinya, sang Ayah menetapkan peraturannya, ‘anakknya wajib sekolah.’
Bukan sekolah yang penting itu ! tetapi, kesiapan dalam menghadapi masa
depan. Bukan sekolahnya yang utama itu, tetapi kesiapan hidup mandiri di masa
depan. Karena hidup masa depan itu sangat sulit.
Mungkin. Dengan pemahaman seperti itu jugalah, kita harus mengartikan, mengapa kita diwajibkan berpuasa. Wajibnya puasa di bulan suci ramadhan, adalah bukti cinta dan kasih sayang Allah Swt kepada hambanya. Allah Swt maha tahu, bahwa kita ini berlumur dosa, amalan kita tidak seberapa, dan kita adalah makhluk yang tak layak tinggal dis surganya Allah Swt.
Tetapi, Allah Swt sayang kepada kita. Allah berharap kita semua, berada
dalam lindungannya, lepas dari pengaruh syetan. Allah Swt berharap, umat Nabi Muhammad
Saw bisa kumpul di Surganya Allah Swt. Karena
itu, walau Allah Swt tahu, bahwa kita dalah banyak dosa, tetapi Allah Swt
membuat cara, tanjakan, langkah, strategi, supaya kita bisa menghadapi
tantangan masuk Surga itu.
Wajib berpuasa. Kutiba alaikum Shiam. Janganlah diartikan sebagai beban dari Tuhan kepada kita. Tetapi, itulah cara Allah Swt memberikan tanjakan, kepada hambanya, untuk bisa bertemu dengan-Nya, dan menempati Surganya.
Wajib berpuasa. Kutiba alaikum Shiam. Janganlah diartikan sebagai
beban dari Tuhan kepada kita. Tetapi, itulah bentuk cinta Allah Swt kepada
hamba-Nya, dan berharap penuh, bisa nyaman, aman dan lancar dalam menghadapi
hari perhitungan di yaumul mizan.
Bayangkan, bila sang anak kita biarkan tidak sekolah, bagaimana jadinya dia menghadapi masa depan ? bagaimana anak kita bisa hidup bahagia, jika mereka tidak kita persiapkan sejak dini ?
Bayangkan, kelak dikemudian hari, di yaumul makhlsyar, pengadilan ilahi akan menilai dan mengevaluasi amalan kita. Bila kita tidak disiapkan dari sekarang, biola kita tidak disekolah di madrasah ramadahan ini, mungkin kita bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan di yaumul mizan kelak ?
Subhanallah. Wajibnya berpuasa. Kutiba alaikum Shiam. Janganlah diartikan
sebagai beban dari Tuhan kepada kita. Tetapi itulah rahman rahim Allah Swt kepada kita. Karena
itu, tampaknya, wajib kiranya, kita bersyukur, karena sudah dibimbing dan
difasilitasi, sehingga kita memiliki kesiapan mental, untuk bisa menghadapi
hari perhitungan, dan kita bisa mendapatkan hadiah terindah dari Allah Swt, yaitu
syurga-Nya Allah Swt.
0 comments:
Posting Komentar