Just another free Blogger theme

Jumat, 26 Juli 2013



Wajib berpuasa. Kutiba alaikum Shiam. Janganlah diartikan sebagai beban dari Tuhan kepada kita. Tetapi, itulah cara Allah Swt memberikan cara, tanjakan, atau tips bagi hambanya, untuk bisa bertemu dengan-Nya, dan menempati Surganya. 


Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (Qs. Al-Baqarah : 183).

Dua pekan terakhir, di pertengahan tahun 2013, diri ini memiliki  jabatan baru, Tukang ojeg. Atau “ternak”. Menurut sahabatku yang lain,  profesi ini masih relatif ringan. Karena ada sahabat kita yang lainnya, malah lebih fokus lagi, yaitu ojeg “ternak teri”. Ya, itulah profesi  baru di awal bulan di tengah tahun ini. Naik motor (ojeg) anter anak (ternak).  Sementara orang lain, anter anak dan anter istri (ternak teri) untuk sekolah dan ke tempat kerja.

Profesi baru, ternak ke sekolah. Mengapa mereka harus dianter ? supaya bisa sekolah. Mengapa harus sekolah ? bukti cinta orangtua pada anaknya. Orang tua yang bertanggungjawab, dan cinta kepada anaknya sendiri, akan merasa perlu dan mewajibkan sang akan untuk sekolah.

“Anakku wajib sekolah, biar mereka bisa mandiri dan bisa hidup sukses di masa depan ?” ujar sang ayah dihadapan orang-orang yang bertanya mengenai kesibukannya hari itu.

“ya,” seorang ayah kerap kali  ‘sedikit memaksa’ anak untuk sekolah atau belajar.  Bagi anak, mungkin  merasa terpaksa atau berat. Tetapi, bagi orang tua, itu adalah tanggungjawabnya. Bagi anak mungkin merasa kesal, mengapa dirinya wajib sekolah ? sementara bagi orangtua, hal itu dilakukan demi kepentingan sang anak itu sendiri.

Tantangan hidup tidaklah sederhana. Untuk bisa hidup mandiri tidak bisa polos. Untuk bisa hidup bahagia, tidak bisa dengan cara asal-asalan. Hanya mereka yang memiliki bekal dan  kemampuan mumpunilah, yang mampu eksis dan bisa menikmati kebahagiaan di masa depan. Karena pemahaman itulah, dan merasa menjadi tanggungjawabnya, diselimuti dengan kasih sayangnya yang tinggi dalam dirinya, sang Ayah menetapkan peraturannya, ‘anakknya wajib sekolah.’

Bukan sekolah yang penting itu ! tetapi, kesiapan dalam menghadapi masa depan. Bukan sekolahnya yang utama itu, tetapi kesiapan hidup mandiri di masa depan. Karena hidup masa depan itu sangat sulit.

Mungkin. Dengan pemahaman seperti itu jugalah, kita harus mengartikan, mengapa kita diwajibkan berpuasa. Wajibnya puasa di bulan suci ramadhan, adalah bukti cinta dan kasih sayang Allah Swt kepada hambanya. Allah Swt maha tahu, bahwa kita ini berlumur dosa, amalan kita tidak seberapa, dan kita adalah makhluk yang tak layak tinggal dis surganya Allah Swt.

Tetapi, Allah Swt sayang kepada kita. Allah berharap kita semua, berada dalam lindungannya, lepas dari pengaruh syetan. Allah Swt berharap, umat Nabi Muhammad Saw  bisa kumpul di Surganya Allah Swt. Karena itu, walau Allah Swt tahu, bahwa kita dalah banyak dosa, tetapi Allah Swt membuat cara, tanjakan, langkah, strategi, supaya kita bisa menghadapi tantangan masuk Surga itu.

Wajib berpuasa. Kutiba alaikum Shiam. Janganlah diartikan sebagai beban dari Tuhan kepada kita. Tetapi, itulah cara Allah Swt memberikan tanjakan, kepada hambanya, untuk bisa bertemu dengan-Nya, dan menempati Surganya.

Wajib berpuasa. Kutiba alaikum Shiam. Janganlah diartikan sebagai beban dari Tuhan kepada kita. Tetapi, itulah bentuk cinta Allah Swt kepada hamba-Nya, dan berharap penuh, bisa nyaman, aman dan lancar dalam menghadapi hari perhitungan di yaumul mizan.

Bayangkan, bila sang anak kita biarkan tidak sekolah, bagaimana jadinya dia menghadapi masa depan ? bagaimana anak kita bisa hidup bahagia, jika mereka tidak kita persiapkan sejak dini ?

Bayangkan, kelak dikemudian hari, di yaumul makhlsyar,  pengadilan ilahi akan menilai dan mengevaluasi amalan kita. Bila kita tidak disiapkan dari sekarang, biola kita tidak disekolah di madrasah ramadahan ini, mungkin kita bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan di yaumul mizan kelak ?

Subhanallah. Wajibnya berpuasa. Kutiba alaikum Shiam. Janganlah diartikan sebagai beban dari Tuhan kepada kita. Tetapi itulah  rahman rahim Allah Swt kepada kita. Karena itu, tampaknya, wajib kiranya, kita bersyukur, karena sudah dibimbing dan difasilitasi, sehingga kita memiliki kesiapan mental, untuk bisa menghadapi hari perhitungan, dan kita bisa mendapatkan hadiah terindah dari Allah Swt, yaitu syurga-Nya Allah Swt.
Categories:


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Posting Komentar