Just another free Blogger theme

Sabtu, 06 Juli 2013



Sebagai guru geografi, sudah biasa menyebutkan tempat (place). Banyak hal yang sudah disampaikan kepada peserta didik. Misalnya, tentang negara, ibukota negara, tempat wisata, lokasi industri, dan sebaran makhluk hidup di muka bumi. Semua itu, sudah disampaikan, dan selama ini dimaknainya sebagai penjelasan mengenai tempat-tempat di muka bumi.

Tetapi,  jarang sekali mendapatkan penjelasan detil dan mendalam mengenai makna atau hakikat tempat itu sendiri. Sehingga, bisa jadi, bila kita ditanya seseorang, benarkah bahwa geografi itu  mengajari peserta didik mengenai tempat ? berhasilkan pendidikan geografi mengenai tempat  kepada peserta didik ?

Bila kita menjawabnya dengan “ya”, mengapa orang tidak betah tinggal di desa, lebih banyak mau keluar desa ? mengapa orang berduit, merasa betah di luar negeri daripada di Indonesia ? mengapa orang senang main, daripada tinggal di rumah ? mengapa orang lebih senang tinggal di ruang bioskop daripada di ruang  kelas ? mengapa siswa lebih senang keluar kelas daripada di dalam kelas ? sehubungan hal itu, pertanyaan awal dapat dimunculkan kembali, apa yang sudah diajarkan geografi mengenai tempat-tempat tersebut ?







Hari ini, baru tahu ada buku tentang sejarah alam mengenai tempat dalam konteks pendidikan.[1] Buku yang ditulis David Hutchison ini,  yang memiliki posisi sebagai seorang arsitektur, ahli komputer,dan dalam penjelasan biografinya, 'jauh' dari masalah-masalah geografi. Tetapi, uraian yang dikemukakan dalam bukunya tersebut, merangsang kita untuk memikirkan kembali mengenai hakikat tempat. Menurut pengakuannya sendiri, buku itu menyajikan kajian mengenai interseksi antara tempat dan pendidikan.

Tulisan menarik, dan diawali dari sebuah pandangan yang diajukan Geograf Humanis, Yi-Fu Tuan (1977). David Hutchison mengutip pandangan Yi-Fu Tuan, yang mengatakan bahwa tempat merupakan pusat nilai. Karena itu pula, sejak awal, dia sudah mengatakan bahwa tempat itu sebagai inspirasi, tempat untuk belajar, tempat untuk praktek, dan kemudian merumuskan mengenai karakter dari tempat yang ideal.

Bila ditelaah lebih lanjut, inilah buku yang bisa menggenapkan pemahaman kita mengenai kebutuhan untuk membangun kepekaan dan kepedulian terhadap ruang geografi. Saya melihatnya, bahwa sense of place adalah modal awal untuk membangun kebahagiaan geografi.
Apakah dengan demikian, melalui bacaan terhadap tulisan David Hutchison ini, kita dapat menjelaskan mengapa seorang siswa sering keluar masuk kelas ? mengapa anak muda lebih betah dijalanan daripada di rumah atau di sekolah ? mestinya 'ya'....


[1] David Hutchison . 2004. A Natural History Of Place In Education. New York : Teachers College, Columbia University.
Categories:


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Posting Komentar