Just another free Blogger theme

Selasa, 09 Juli 2013


Dengan memanfaatkan pendekatan berfikir sistematik (system thinking), kita bisa mengartikan pemetaan dengan sangat beragam.  Selama ini, kita seringkali hanya menggunakan kata peta dan pemetaan dalam satu pengertian, yang bisa kita sebut pemetaan tentang (mapping of). Meminjam pandangan dari seorang filosof Amerika Serikat, Edward S. Casey (2005:xx-xxii), pola pikir dan pemaknaan seperti hanya, hanya satu dari sekian jenis pemetaan.[1]

Dari kajian yang kritis dan filosofid, Edward S. Casey melihat ada  empat jenis pemetaan. Pertama, yaitu pemetaan tentang (mapping of). Bentuk nyata dari ini, yaitu pemetaan tentang bentang alam atau bentang budaya. Seorang kartograf banyak yang melakukan pekerjaan pada bidang ini, yaitu dalam bentuk peta pertanian, peta daerah aliran sungai, peta kawasan kebakaran hutan, peta pemukiman kumuh dan sebagainya.
Kedua, ada pemetaan untuk (mapping for). Berbeda dengan pemetaan tentang, jenis pemetaan yang kedua ini, dimaksudkan untuk satu kepentingan tertentu. Pemetaan  jenis pertama, bisa jadi, sekedar deskripsi dan informasi. Sedangkan, jenis yang kedua sudah melibatkan aspek analitis. Fungsi peta jenis kedua ini, memiliki maksud untuk digunakan atau panduan dalam mengeksekusi satu rencana kerja.
Jika memang pemerintah, bermaksud menyelesaikan kawasan banjir di Kota, maka yang dibutuhkan itu bukan sekedar  peta tentang kawasan banjir, tetapi peta kawasan banjir yang dimaksudkan untuk kepentingan pengendalian banjir. Sebuah peta, akan bernilai  mapping for’ bila memiliki karakter praktis dan  membimbing (guidance).
Ketiga, ada jenis mapping with/in. Jenis peta dan pemetaan ini, menurut Edward S.Casey (2005:xxi), yaitu pemetaan yang menekankan aspek bayangan atau adumbrasi (adumbration) dari sekedar   indikasi,  lebih menekankan aspek indefinition direction daripada definition direction. Oleh karena itu, kalau kita bermaksud memetakan kawasan pertanian, maka yang dimunculkan dalam pemetaan kategori itu, bukanlah memetakan tata guna lahan, tetapi lebih mengacu pada eksperiences (pengalaman) hidup kita di kawasan lahan pertanian itu. Untuk konteks yang satu ini, kita dapat menggunakan peta perjalanan seseorang, sebagai peta mapping with/in. Peta perjalanan itu, bukanlah peta geografik, tetapi lebih merupakan peta eksperiences dari si pelaku itu sendiri.
Keempat, jenis mapping out. Dalam pemetaan ini,  jarak pembaca peta dengan pembuat, sedekat dirinya dengan landscapenya sendiri. kita adalah bagian dari pemetaan itu sendiri. peta adalah ruang hidup, dan pemetaan adlaah memosisikan diri kita dalam ruang pemetaan tersebut . Pada konteks itulah, keterlibatan emosi dan subjektivitas pembaca peta, dan pembuat peta, samping ikatan emosional. Dalam karakter yang terakhir ini, sense of belonging tehadap peta atau  pemetaannya tersebut. Ada hubungan timbalbalik yang saling menguntungkan antara diri kita dengan permukaan bumi.


[1] EdwardS.Casey. 2005.  Earth-mapping:artist sreshaping landscape. Minneapolis - London : University of Minnesota Press

Categories:


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Posting Komentar