Selama ini, sebagian diantara kita mungkin masih mengalami kesulitan, menemukan buku tentang agama yang cocok dibaca untuk anak-anak. Terlebih lagi, buku gratisan, yang bisa diakses oleh siapapun dan dimanapun. Untuk konteks itulah, di sini, kita menemukan ada tiga buah buku, yang bisa dimanfaatkan untuk menjadi bandingan, cara menjelaskan agama kepada anak kecil, khususnya mengenai puasa ramadhan.
Kreatif. Ada tiga buah buku yang memberikan penjelasan mengenai ramadhan bagi anak-anak. Margaret C. Hall (2011), membuat sebuah buku berjudul ramadan.[1] Ukuran poket dan ebook, dengan jumlah halaman hanya 25 halaman. Buku ini menarik. Penjelasan mengenai ramadhan, dan pernak-pernik didalamnya, disampaikan secara sederhana, dan visual. Sehingga, si pembaca, akan jauh lebih mudah mengembangkan makna dan deskripsinya, selepas mencermati gambar-gambar yang disajikan.
Buku yang agak panjang, dibuat oleh Sheilla Anderson. Buku yang terbit tahun 2010, dan diterbitkan Magic Wagon,
disajikan dalam bentuk kartu membaca, dengan jumlah 34 halaman, termasuk di dalamnya
ada indeks. Isinya sendiri, yang diberi judul Ramadan, Cultural Holidays,
disajikan dalam jumlah 38 halamanan. Sekali lagi, perlu dikemukakan, buku ini cocok
untuk bacaan anak-anak, dan mampu merangsang pemikiran anak yang membaca buku
dimaksud.[2]
Susan L. Douglass menyusun buku bacaan tentang Ramadan, dalam ukuran kecil, hanya 49 halaman.[3] Berbeda dengan buku-buku yang dikemukakan sebelumnya, ilustrasi yang ditampilkan pada buku Susan L. Douglass ini menggunakan ilustrasi manual, bukan foto. Sementara pada buku yang disajikan Margaret C. Hall dan Sheilla Anderson menggunakan foto sebagai media bantu visualnya.
Apa yang bisa disampaikan di sini ? melalui buku ini, kita diajari bahwa dibutuhkan
ada upaya praktis dan sederhana untuk menjelaskan materi agama kepada
anak-anak. Mohon maaf, selama ini, kita kerap kali mendengar
penjelasan-penjelasan para khatib atau penceramah tarawih, menjelaskan mengenai
berbagai hal tentang puasa atau ramadhan, dengan penjelasan yang ‘ilmiah’ dan ‘tinggi’ banget. Tak aneh,
bila kemudian, anak-anak di barisan belakang lebih banyak ramai ngobrolnya daripada mendengarkannya.
0 comments:
Posting Komentar