Ramadhan adalah bulan turunnya Kitab Suci, dan saatnya belajar isi kitab suci. Karena itu, ramadhana pun kerap kali disebut sebagai bulannya Kitab, atau bulannya sumber pengetahuan, atau bulannya ilmu.
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa, (Qs. Al-Baqarah :
183)
Ramadhan dapat disebut pula sebagai bulah ilmu (syahrul ilmi atau syahrul
kutub). Alasan untuk menyebut bulan ini sebagai bulan ilmu, didukung oleh
beberapa faktor yang terjadi di seputar bulan ini, baik itu yang bersifat
sosiologis – empirik, maupun yang bersifat sejarah (historik).
Menurut pandangan para pengkaji sejarah Islam, ditemukan informasi bahwa pada minggu pertama ramadhan merupakan saat diturunkannya Shuhuf kepada Nabi Ibrahim As, pada pertengahan minggu pertama hingga kedua diturunkannya Kitab Zabur kepada Nabi Daud, kemudian minggu kedua-tiga, diturunkannya Kitab Taurat kepada Nabi Musa, dan pertengahan minggi tiga hingga keempat, atau sepuluh hari terakhir ramadhan, diturunkannya Kitab Suci Al-Qur’an. Karena alasan ini pulalah, ramadhan dapat disebutnya sebagai bulan Kitab, atau bulan turunnya al-Kitab dari Allah Swt.
Bagi Umat Islam sendiri, dalam salah
satu malam di bulan suci ramadhan, diyakini benar sebagai malam nuzul
Qur’an. Malam nuzulul Qur’an artinya
malam turunnya Kitab Suci Al-Qur’an. Memang terdapat banyak pandangan mengenai
hal ini, ada yang mengatakan (a) malam
pertama kalinya turunnya al-Qur’an, (b) malam pertama kalinya beberapa ayat
al-Qur;an yang turun dari lauhil Mahfudz ke bumi, atau (c) malam turunnya
seluruh isi kitab suci Al-Qur’an ke bumi, dan diterima oleh Rasulullah Muhammad
Saw. Terdapat keragaman pandangan dan pensikapan terhadap makna malam nuzulul
Qur’an tersebut. Tetapi secara umum, mayoritas umat Islam meyakini kehadirannya
malam nuzulul Qur’an terrsebut. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila
kemudian, sebagian umat Islam ada yang merayakan malam nuzul qur’an.
Turunan dari pemaknaan ramadhan sebagai bulan ilmu atau bulan kitab, dapat disaksikan bersama mengenai perilaku umat Islam selama satu bulan penuh ini. Sudah tentu, memang ada perbedaan kualitas dan respon dari umat Islam terhadap bulan ramadhan ini.
Bagi mereka yang terbiasa dengan kehidupan duniawi saja, ramadhan cukup
dijadikan sebagai saatnya untuk mendengarkan ceramah atau khutbah keislaman.
Karena itulah, baik secara informal maupun formal, diselenggarakan sejumlah
kegiatan kajian keilmuan di sejumlah tempat.
Instansi pemerintah, seperti BUMN, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan dan organisasi kemasyarakatan, secara formal menyelenggarakan kegiatan kajian-kajian ramadhan. Acara itu, satu sisi diagendakan sebagai bagian dari perayaan bulan suci ramadhan, dan pada sisi lain, meningkatkan karakter dari setiap anggotanya.
Seiring dengan perkembangan zaman, dari tim pengembangan sumberdaya manusia
(human resources) meyakini dan memberikan perhatian yang seksama,
terhadap kualitas sumberdaya manusia perusahaan. Pokok kunci dari kualitas
sumberdaya manusia itu, adalah pembangunan kualitas karakter SDM-nya. Asumsi
inilah yang kemudian, menjadikan berbagai momentum seremonial di masyarakat,
dimanfaatkannya sebagai momen untuk pembinaan. Temasuk dalam konteks bulan suci
ramadhan.
Dapat disaksikan bersama, di setiap detiknya, di bulan suci ramadhan, seorang muslim menunjukkan kesungguhan diri dalam mendekati ilmu pengetahuan. Membaca buku keislaman, mengikuti pengajian, menyelenggarakan acara keilmiah (halaqoh ilmiah), dan juga melaksanakan tadarusan. Semua itu mereka lakukan dengan maksud ibadah, dengan maksud untuk memakmurkan bulan suci ramadhan, dan secara sosiologi menunjukkan kedekatan Islam terhadap tradisi ilmu, sumber ilmu dan meningkatkan kemampuan. Sehubungan hal itulah, dapat kita sebutkan bahwa ramadhan adalah bulan ilmu.
Jaelani, seorang pegawai di instansi pemerintahan di Kota Bandung
menceritakan bahwa di bulan ramadhan ini, pihak lembaganya menyediakan ruang
khusus dan waktu khusus untuk kajian ke-Islaman. Pengisi mendatangkan dari
luar, dan seluruh karyawan wajib mengikutinya. Sementara tema-tema yang
diangkatnya, bukan sekedar masalah puasa ramadhan, tetapi juga pembinaan
karakter untuk menjadi manusia unggul.
0 comments:
Posting Komentar