Masyarakat Cianjur khususnya, Indonesia pada umumnya, tengah merasakan duka. Duka, karena gempa bumi di Cianjur, menyisakan luka lahir dan batin, serta luka ekologi yang tak terhitung nilainya. Sampai hari keenam ini, cerita berbalut derita, masih terus mewarnai pemberitaan, situasi dan kondisi dari wilayah ini.
Di media kita, ada berita. Donasi berdatangan, dan donatur pun turut pula berkunjung. Kunjungan yang kerap disertai dengan selfie di lokasi kejadian.
Entahlah, apa makna selfie di lokasi ini ? ceriai di lokasi derita, atau berbagi kisah derita, dengan harap ada simpati ? banyak kemungkinan terhadap situasi dan kondisi ini.
Di media kita, sudah ada berita, ragam donasi yang hadir ke lokasi ini. Makanan instan, busana layak pakai, selimut dan juga bantuan obat-obatan.
Satu waktu, muncul pesan singkat, "Kang, kondisi terakhir, banyak anak-anak yang mengalami panas dalam, akibat banyak mie instan. Orangtua, mengalami kelelahan dan kedinginan, karena begadang dan tidak bisa tidur. .." ungkapnya, yang kemudian, diakhiri dengan sebuah permohonan untuk memberikan bantuan yang bervariasi.
Ya, bantuan yang bervariasi itu sangat penting. Mereka bukan hanya butuh makan, tapi juga butuh kesehatan dan kenyamanan istirahat. Tempat darurat yang ada hari ini, kurang cukup memadai untuk istirahat anak-anak dan kaum perempuan. Karena itu, selimut, pakaian tebal dan juga bersih, menjadi sangat penting bagi mereka.
Kemarin sore pun, muncul pula pesan dari lokasi kejadian. Bahwa diantara mereka ada yang sudah cukup persediaan makanan untuk satu minggu ke depan. Itu, alhamdulillah. Ungkapnya. Tetapi, kebutuhan mereka, untuk jangka panjang, belum banyak tersentuh. Mereka kini membutuhkan bantuan tenaga untuk segera membangun tempat tinggal yang permanen.
"tidak mungkin, kami mengandalkan bantuan untuk selamanya..." ungkapnya
"tenda darurat, adalah tempat singgah sementara., " ucapnya, "kita perlu segera memiliki tempat tinggal yang permanen.."
"donasi tidak menolong kami untuk jangka panjang.." ucapnya lagi, "kami perlu segera membangun tempat tinggal yang layak, sementara tenaga kerjanya terbatas..."
Mendengar ucapan dan keluhan itu, kita disadarkan oleh keadaan dan kenyataan. Betul, mereka butuh pertolongan dan bantuan, tetapi pertolongan dan bantuan itu, bukan untuk sekedar makan, teapi untuk bisa menjaga kelangsungan hidup.
Untuk kepentingan hidup, tempat tinggal yang segera dan layak, menjadi sangat diperlukan, dan itu sangat mendesak.
0 comments:
Posting Komentar