Geografi adalah ilmu pengetahuan tentang permukaan bumi. Geografi mempelajari keanekaragaman
permukaan bumi. Perkembangan ilmu geografi, diawali dari berbagai tulisan yang
dibuat oleh para penjelajah, petualang, atau ilmuwan yang melakukan perjalanan
ke berbagai daerah. Karena ada keragaman fenomena kehidupan di muka bumi ini,
dan kemudian dideskripsikan secara ilmiah, maka pengalaman dan perjalanan itu,
menjadi sebuah perjalanan geografi. Ibnu Batuta adalah salah satu dari
petualang di zaman klasik, yang kemudian dikenal sebagai seorang Geograf. Oleh
karena itu, prinsip dasar dan prinsip utama geografik itu adalah obervasional
atau fenomenal. Ini penting, dan perlu ditegaskan dengan seksama. Bukanlah geografi, bila tidak menunjukkan
peristiwa atau fakta yang fenomenal, atau terobservasi.
Sebuah naskah, yang dipersiapkan UNESCO tahun 1961, dengan tegas mengatakan bahwa salah satu prinsip pembelajaran geografi itu adalah ‘the power of observation’. [1] Geografi memosisikan observasi sebagai sebuah pendekatan sekaligus teknik utama dalam membangun keilmuannya. Tidak ada geografi bila tidak menunjukkan fenomena faktual yang bisa ditemuka di muka bumi.
Dalam
pelaksanaannya, ada dua cara dalam mengembangkan prinsip observasi ini.
Pertama, melakukan observasi langsung. Mislanya observasi tata guna lahan,
observasi ke kebun, observasi ke kawasan perumahan, pemukian dan industri, dan
atau observasi ke kawasan geologi batu kapur. Pengamatan dan survey itu
merupakan prinsip penting dalam keilmuan geografi. Tidak mengherankan, bila
kemudiana geografi itu adalah ilmu pengetahuan yang dibangun dari perjalanan,
pengamatan dan penemuan nilai-nilai fenomena geografi.
Jenis kedua, yaitu obervasi tidak langsung (indirect observation). Pengamatan tidak langsung bisa memanfaatkan slide, film, atau kartu belajar. Peta dan globe atau google maps merupakan alat bantu pembelajaran geografi. Sebagai contoh, dengan membaca peta geologi, seorang pembelajar diajak untuk melakukan analisis terhadap fenomena geologi satu kawasan tertentu. Pada konteks ini, pembelajaran geografi memanfaatkan media atau alat bantu belajar untuk menunjukkan fenomena geografi yang sesungguhnya.
Mengenalkan fenomena geosfera dengan
memanfaatkan alat bantu pembelajaran, seperti gambar, foto, slide, film, atau
peta dan globa, merupakan upaya membangun kecerdasan pengamatan (observational
intelligence) pada siswa. Dengan pendekatan ini pula, Karena alasan ini pula, tepat kiranya bila Alan
Strahler (2007) mengembangkan buku teks dengan tema visualizing geography.
[1]
“UNESCO Source Book for The Teaching
of Geography “. Sumber : http://unesdoc.unesco.org/images/0014/001444/144414eb.pdf
0 comments:
Posting Komentar