Kemahirwacanaan, menuju Masyarakat Literat

Buku ini ditulis bersama. Saya menulis sebagian, dan begitu pula rekanan. Beliau adalah Dosen Bahasa Indonesia, di Universitas Islam Nusantara (UNINUS) Bandung. Beliau adalah doktor dalam bidang ilmu bahasa, khususnya Bahasa Indonesia. Karenanya, tidak perlu diragukan lagi kompetensinya, terkait hal baca membaca ini.

Lha, kalau demikian, lantas, apa kapasitasnya saya, untuk urun rembuh menulis wacana ini ? apakah kompeten untuk tema ini, dan bagaimana bisa hal ini, bisa dipublikasikan saat ini ?

Itulah uniknya hidup. 

Karya ini, sejatinya sudah dipublikasikan di tahun sebelumnya. Tepatnya 2009 lalu. Penerbitan waktu itu, berkenaan dengan kebutuhan pragmatis, sebagai pegangan penulis saat menyampaikan pokok bahasan mengenai digesting di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Bandung.

Betul. Saya sempat menjadi tenaga honorer-lepas. Anak muda bilang, atau mahasiswa saat itu, menyebutnya hubungan tanpa ikatan. Disebut demikian, karena sejatinya, status saya adalah pegawai di kementerian lain, dan bukan kampus ini. Kerja di kampus ini, sekedar membantu senior, mendampingi atau membersamai mahasiswa untuk konteks keterampilan praktis tetulisan di media massa.

O, iya.

Transisi milenium, bagi saya adalah persimpangan jalan profesionalisme. Saat itu, cukup rajin menulis di media massa, baik koran lokal maupun nasional. Sebagaimana diketahui, waktu itu media massa, seperti koran atau majalan, masih menjadi sumber informasi bagi masyarakat. karena hal itulah, dan di media itulah, aktualisasi pemikiran, pernah dicurhatkan. Media massa saat itu menjadi katalis, hobi dan kebiasaan saya untuk menulis.

Entah, dari mana asalnya, yang pasti, kemudian, ada tawaran dan kesempatan untuk mendampingi mahasiswa komunikasi dalam meningkatkan keterampilan tulis menulis. Sejumlah materi ajar, saya tulis sendiri, dan kemudian dipadukan dengan sedikit teori (yang terbaca dan terpahami), yang kemudian disampaikan kepada mahasiswa.

Mengapa buku ini, kemudian dicetak ulang di pertengahan tahun ini ? Ah, kurang paham, terkait hal itu. Mungkin penting kali.. ya..? geer banget, Atau, ada kebutuhan teknis, yang memaksa untuk menerbitkan kembali buku ini. Lagi pula, buku ini, secara fisik baru diterima di akhir tahun, padahal sudah cetaknya di pertengahan tahun.

Hasilnya, ya itulah, buku itu, dan terbit di tahun 2009. 

Bagaimana menurut pembaca, tetulisan yang ada di buku itu ?